SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU GENETIKA DI MASA AWAL
Sejarah perkembangan genetika sebagai ilmu pengetahuan
dimulai menjelang akhir abad ke-19 ketika
seorang biarawan Austria bernama Gregor Johann Mendel berhasil melakukan
analisis yang cermat dengan interpretasi yang tepat atas hasil-hasil percobaan
persilangannya pada tanaman kacang ercis (Pisum satifum). Sejumlah
percobaan terdokumentasi yang terkait dengan genetika telah banyak dilakukan
pada masa sebelum Mendel, yang kelak banyak membantu memberikan bukti bagi
teori Mendel. Percobaan-percobaan itu misalnya adalah sebagai berikut:
Ø Pembuatan Raphanobrassica melalui persilangan lobak dan kubis pada
abad ke-17 oleh Köhlreuter,
seorang pemulia sayuran berkebangsaan
Jerman, untuk
menghasilkan tanaman yang menghasilkan umbi dan krop kubis sekaligus, meskipun
tidak berhasil.
Ø Penemuan dan penjelasan tentang pembuahan
berganda pada tumbuhan berbunga (Magnoliophyta) oleh E. Strassburger (1878) dan S.
Nawaschin (1898),
Ø Percobaan terhadap ribuan persilangan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 yang hasilnya diterbitkan pada 1896
dengan judul The variation of animals and plants under domestication)
dan berhasil mengidentifikasi adanya penurunan penampilan pada generasi hasil
perkawinan sekerabat (depresi inbred) dan penguatan penampilan
pada hasil persilangan antarinbred (heterosis) meskipun dia tidak bisa
memberikan penjelasan.
Ø Usaha menjelaskan kemiripan antara orang tua dan anak
oleh Karl Pearson melalui metode regresi (yang malah menjadi dasar dari
banyak teknikstatistika modern).
Sebenarnya, Mendel bukanlah orang pertama yang melakukan
percobaan-percobaan persilangan. Akan tetapi, berbeda dengan para pendahulunya
yang melihat setiap individu dengan keseluruhan sifatnya yang kompleks, Mendel
mengamati pola pewarisan sifat demi sifat sehingga menjadi lebih mudah untuk
diikuti. Deduksinya mengenai pola pewarisan sifat ini kemudian menjadi landasan
utama bagi perkembangan genetika sebagai suatu cabang ilmu pengetahuan, dan
Mendel pun diakui sebagai bapak genetika.
Pada masa pra-Mendel,
orang belum mengenal gen dan kromosom (meskipun DNA sudah diekstraksi namun pada abad ke-19 belum
diketahui fungsinya). Saat itu orang masih beranggapan bahwa sifat diwariskan
lewat sperma (tetua
betina tidak menyumbang apa pun terhadap sifat anaknya).
Karya Mendel tentang pola pewarisan sifat tersebut
dipublikasikan pada tahun 1866 diProceedings
of the Brunn Society for Natural History. Namun, selama lebih dari 30 tahun
tidak pernah ada peneliti lain yang memperhatikannya. Baru pada tahun 1900 tiga orang ahli botani secara
terpisah, yaitu Hugo de Vries di
Belanda, Carl Correns di Jerman dan Eric Von Tschermak-Seysenegg di
Austria, melihat bukti kebenaran prinsip-prinsip Mendel pada penelitian mereka
masing-masing. Semenjak saat itu hingga lebih kurang pertengahan abad ke-20 berbagai percobaan persilangan atas dasar
prinsip-prinsip Mendel sangat mendominasi penelitian di bidang genetika. Hal
ini menandai berlangsungnya suatu era yang dinamakan genetika klasik.
Kajian genetika klasik dimulai dari gejala fenotipe (yang
tampak oleh pengamatan manusia) lalu dicarikan penjelasan genotipiknya hingga
ke aras gen. Berkembangnya teknik-teknik dalam genetika molekular secara cepat
dan efisien memunculkan filosofi baru dalam metodologi genetika,
dengan membalik arah kajian. Karena banyak gen yang sudah diidentifikasi
sekuensnya, orang memasukkan atau mengubah suatu gen dalam kromosom lalu
melihat implikasi fenotipik yang terjadi. Teknik-teknik analisis yang
menggunakan filosofi ini dikelompokkan dalam kajian genetika
arah-balik atau reverse genetics, sementara teknik
kajian genetika klasik dijuluki genetika
arah-maju atau forward genetics.
Selanjutnya, pada
awal abad ke-20 ketika biokimia mulai berkembang sebagai cabang ilmu
pengetahuan baru, para ahli genetika tertarik untuk mengetahui lebih dalam
tentang hakekat materi genetik, khususnya mengenai sifat biokimianya. Pada
tahun 1920-an, dan kemudian tahun 1940-an, terungkap bahwa senyawa kimia materi
genetika adalah asam dioksiribonekleat (DNA). Dengan ditemukannya model
struktur molekul DNA pada tahun1953 oleh J.D.Watson
dan F.H.C. Crick dimulailah era
genetika yang baru, yaitu genetika molekuler.
Perkembangan
penelitian genetika molekuler terjadi demikian pesatnya. Jika ilmu pengetahuan
pada umumnya mengalami perkembangan dua kali lipat (doubling time) dalam satu dasa
warsa, maka hal itu pada genetika molekuler hanyalah dua tahun. Bahkan,
perkembangan yang lebih revolusioner dapat disaksikan semenjak tahun 1970-an,
yaitu pada saat dikenalnya teknologi manipulasi molekul DNA atau teknologi DNA
rekombinan atau dengan istilah yang lebih populer disebut rekayasa genetika.
Saat ini sudah menjadi
berita biasa apabila organisme- organisme seperti domba, babi dan kera,
didapatkan melalui teknik rekayasa genetika yang disebut kloning . sementara
itu, pada manusia telah di lakukan pemetaan seluruh genom atau dikenal sebagai
proyek genom manusia (human genom project), yang diluncurkan pada
tahun 1990 dan diharapkan selesai pada tahun 2005. ternyata pelaksaan proyek
ini berjalan justru lebih cepat dua tahun dari pada jadwal yang telah
ditentukan.
I.
8 SIFAT DOMINAN PADA TERNAK
1.
Jengger
ros pada ayam
2.
Bulu
hitam pada kuda
3.
Bulu lurus pada kuda
4.
Kuku
berbelah pada sapi
5.
Wol
bercampur bulu pada domba
6.
Mata
cokelat pada domba
7.
Kulit putih pada ayam
8.
Berkuku tunggal pada
babi
T E R M I N O L O G I :
P (Parental) :
induk.
F : filial
(anak/keturunan).
F1 : keturunan pertama (filial-1).
F2 : keturunan kedua (filial-2).
Gen : suatu
molekul polimer yang berupa DNA.
Gen Dominan : gen
yang bersifat positif, misalnya Tinggi, Bulat atau Harus.
Gen Resesif
: gen yang bersifat negative, misalnya Pendek, Lonjong atau
Keriput.
Genotipe : sifat
yang tidak Nampak.
Fenotip :
bentuk luar sebagai akibat dari pengaruh genotip dengan
lingkungan.
Lokus : Lokasi yang
ditempati Gen.
Gen D :
simbol untuk gen yang menentukan Jantan.
Gen d :
simbol untuk gen yang menentukan Betina.
Alel :
bentuk alternative faktor keturunan dalam kromosom yang
homolog.
Heterizigot :
suatu pasangan alel yang dihasilkan oleh fertilisasi gamet yang
mengandung gen- gen berlainan dari
sifaat tertentu.
Homozigot :
perpaduan sel kelamin yang sama jenisnya.
Gametogenesis : proses
pembentukan sel kelamin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar