Selang beranak adalah jarak waktu antara beranak dengan beranak berikutnya. Oleh karena itu, selang beranak ditentukan oleh lama kebuntingan dan interval birahi setelah beranak. Variasi lama kebuntingan pada kambing relatif kecil yaitu 144 – 156 hari (Sutama, 1996; Artiningsih et al., 1996; Adiati et al., 1999; Budiarsana dan Sutama, 2001, Kostaman dan Sutama, 2006). Tiga sampai 5 bulan setelah beranak, ternak umumnya akan birahi kembali sehingga selang beranak antara 8 – 10 bulan. Di tingkat lapangan selang beranak dapat mencapai lebih dari 12 bulan. Hal ini sering disebabkan oleh karena tidak terdeteksinya birahi dan petani tidak memiliki pejantan. Padahal, penentuan birahi pada kambing lebih sulit tanpa adanya pejantan (Sutama et al., 1993).
Di samping itu, ternak kadang-kadang
tidak menunjukkan tanda birahi dengan jelas, walaupun secara fisiologis dalam
keadaan birahi (Silent heat) (Edey, et al., 1978; Sutama et al., 1988a; 1988b;
1988c). Hal ini disebabkan karena tidak adanya hormon progesteron yang cukup
tinggi untuk menstimulir meningkatnya sekresi hormon estrogen yang diperlukan
untuk terjadinya ekspresi birahi (Foster dan Ryan, 1981; Sutama et al., 1988c).
Masalah tersebut dapat diatasi
melalui perbaikan manajemen perkawinan yaitu dengan menempatkan pejantan pada
kelompok betina (perkawinan secara alami) selama 2 siklus birahi (40 hari).
Sedangkan pada perkawinan alami secara dituntun (hand mating) atau secara
inseminasi buatan (IB), perkawinan/inseminasi dilakukan pada setengah bagian
akhir masa birahi dan diulang 10-12 jam kemudian.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar