A. Perubahan Sifat Keturunan (Muitasi)
Mutasi adalah perubahan yang
terjadi pada bahan genetik (DNA maupun RNA), baik pada taraf urutan gen maupun pada taraf kromosom.
Mutasi pada tingkat kromosomal biasanya disebut aberasi. Mutasi pada gen dapat
mengarah pada munculnya alel baru dan menjadi dasar munculnya variasi-variasi
baru pada spesies.
Mutasi terjadi pada frekuensi rendah di alam, biasanya lebih rendah
daripada 1:10.000 individu. Mutasi di alam dapat terjadi akibat zat pembangkit
mutasi (mutagen, termasuk Karsinogeradiasi surya maupun radioaktif, serta
loncatan energi listrik seperti petir.
Individu yang memperlihatkan perubahan sifat (fenotipe) akibat
mutasi disebut mutan. Dalam kajian genetik, mutan biasa dibandingkan dengan
individu yang tidak mengalami perubahan sifat.
Mutasi adalah
peristiwa perubahan sifat gen (susunan kimia gen) atau kromosom sehingga
menyebabkan perubahan sifat yang baka (diturunkan) tetapi bukan sebagai akibat
persilangan atau perkawinan. Mutasi dapat terlihat dalam jumlah kecil
maupun besar. Mutasi kecil hanya menimbulkan
perubahan yang sedikit dan kadang kala tidak membawa perubahan fenotif yang
jelas, jadi hanya semacam variasi. Mutasi besar menimbulkan perubahan besar pada fenotif, yang biasanya
dianggap abnormal atau cacat. Mutasi terjadi karena perubahan lingkungan
yang luar biasa. Hal ini dapat diakibatkan oleh adanya sifat yang tidak tetap
dan selalu dipengaruhi oleh berbagai macam faktor baik alamiah maupun buatan.
Agar suatu species tidak mengalami kepunahan diperlukan usaha untuk
menyesuaikan diri terhadap timbulnya suatu perubahan. Kejadian mutasi
sangat jarang terlihat, hal ini disebabkan :
- mutasi yang terjadi pada
suatu gen tidak dapat menunjukan penampakannya, karena jumlah gen yang
terdapat dalam satu individu banyak sekali
- gen yang
bermutasi bersifat letal, sehingga gejala mutasi tidak dapat diamati sebab
individu segera mati sebelum dewasa
- gen yang
bermutasi umumnya bersifat resesif, sehingga selama dalam keadaan hetreozigot
tidak akan terlihat
B. Jenis Mutasi
Pada umunya, gen-gen sebagai kesatuan kimia
bersifat mantap walaupun mengalami peristiwa pewarisan sel selama ratusan kali
dari generasi sel ke sel berikutnya. Namun demikian pengaruh alama dalam jangka
waktu yang amat panjang dan spontan dapat saja menyebabkan berubahnya sifat
individu pembawanya dan diturunkan kepada generasi berikutnya, yang lazim
dikatan dengan
mutasi. Individu yang bermutasi disebut mutan, dan zat yang
menyebabkan terjadinya mutasi disebut mutagen.
Macan- macam
Mutasi
1)
Berdasarkan macam
sel yang mengalami mutasi
a)
Mutasi somatik
Mutasi somatis adalah
mutasi yang terjadi pada sel soma . bila perubahan sel somatis demikian besar ,
sel-sel dapat mati . dan kalau dapat bertahan hidup memiliki kelainan atau tak
berfungsi secara normal. Bila sel somatis tidak tidak meliputi daerah
yang luas, yang kurang penting, tidak membahayakan . tetapi bila meliputi
daerah yang luas atau alat yang amat penting dapat membahayakan bahkan dapat
mematikan.
Bila perubahan sel itu terjadi ketiak sel somatis sedang giat
membelah seperti dalam embrio dapat mengakibatkan karakter abnormal waktu lahir
, tetapi tidak diturunkan kepada generasi berikutnya . makin muda jaringan yang
mengalami perubahan genetis makin luas akibat abnormalan yang ditimbulkannya
sebliknya makin dewasa jaringan itu ketika mengalami keabnormalan dan dapt
ditolerir.
Dalam bidang pertanian mutasi vegetatif banyak dipakai untuk
meninggikan produksi dan mutu, seperti terhadap apel . anggur dan jeruk. Dibuat
perubahan induksi pada suatu cabang pohon dewasa (misalnya dengan colchicine).
Lalu cabang distek atau dicangkok , dan dibiakkan secara vegetatif pula.
Sedangkan secara alamiah perubahan vegetatif pada tumbuhan dapat menimbulkan
beraneka warna (belang) pada endosperm (biji), daun dan mahkota bunga. Misalnya
pada ercis dan bunga pukul 4.
Mutasi somatik
mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-
terjadi pada sel tubuh atau sel soma
-
sifatnya tidak diturunkan pada keturunannya
- hanya berpengaruh pada individu yang
mengalaminya
b)
Mutasi germinal
Mutasi germinal adalah mutasi yang terjadi sel germinal
(terdapat didalam gonad). Hal ini terjadi terdapat pada mahkluk hidup bersel
banyak dan bukan yang bersel satu. Atau strukturnya yang lebih sederhana. Bila
perubahan berlangsung pada gamet. maka akibat yang ditimbulkan begitu hebat
dan gametpun segera mati. Kadang menyebabkan gamet tidak mampu melakukan
pembuahan dengan wajar. Oleh karena itu tak diteruskan pada keturunananya.
Tetapi bila perubahan tidak begitu hebat dan gamet dapat melakukan pembuahan,
terjadi generasi baru yang menerima peruahan bahan genetik tersebut.
Bila gonad terkena langsung radiasi atau diberi bahan kimia seperti
gas murtad, maka kemungkinan besar mengalami perubahan genetis pada gamet .
namun kalau radiasi terjadi pad bagian tubuh yang lain, bukan langsung ke gonad,
suatu saat gonad menerima akibat radiasi secara tidak langsung itu. Bila
radiasi menimbulkan ionisasi berantai pada jaringan dan akhirnya mencapai inti
sel gamet.
Makin dekat bagian tubuh
yang kena radiasi ke gonad, makin besar kemungkinan gamet menerima perubahan
genetis . sebaliknya semakin jauh bagian tubuh yang kena radiasi dari
gonad ,makin kecil kemungkinan gamet menerima perubahan genetik itu.
Mutasi germinal mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
- terjadi pada sel
induk kelamin atau sel kelamin
- apabila terjadi
pada sel induk kelamin akan bersifat diturunkan dari
generasi
ke generasi
-
apabila terjadi pada sel kelamin akan bersifat diturunkan dari generasi ke
generasi jika terjadi fertilisasi, dan
jika tidak terjadi akan hilang
pengaruhnya.
2)
Berdasarkan tempat
terjadinya
a)
Mutasi gen (poin mutation atau mutasi
kecil)
Mutasi
kecil adalah perubahan yang terjadi pada susunan molekul (ADN)gen. Lokus gen
sendiri tetap. Mutasi jenis ini yang menimbulkan perubahan alel. Mutasi
gen diartikan sebagai suatu perubahan fisiokimiawi gen. Perubahan fisiokimiawi
gen yang terjadi antara lain dapat berupa perubahan atau pergantian
pasangan basa. Misalnya pasangan A-T diganti menjadi G-C: peristiwa semacam ini
antara lain disebabkan karena terjadi satu basa purin ataupun pirimidin oleh
senyawa lain yang analog semacam zaguanin atau bromouracil C-G. Sebagai akibat
peristiwa lain.
Mutasi gen mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :
-
berskala kecil dan terjadi pada satu gen atau bagian dari gen
-
ada yang pengaruhnya tidak begitu nyata, biasanya berupa perubahan
kimia (misalnya
perubahan kecil pada pigmen), disebut mutasi tampak
-
ada yang pengaruhnya mengakibatkan kematian dini pada individu,
disebut mutasi letal
-
dapat berlangsung secara spontan pada semua sel penyusun tubuh
individu.
Mutasi gen adalah perbahan yang terjadi pada susunan molekul DNA atau gen. Mutasi
gen terjadi pada susunan kimianya (DNA). Bila struktur kimia gen berubah maka
fungsinya pun akan berubah pula. Gen yang mengalami mutasi terdapat
pada sel-sel tubuh (sel somatis) maka perubahan diturunkan ke sel anakan
melalui pembelahan mitosis. Bila gen yang mengalami mutasi terdapat
pada sel kelamin (gamet) maka perubahan akan diwariskan pada keturunannya.
Peristiwa mutasi merupakan
proses acak (random), dan sukar diamati karena ;
- jarang terjadi pada proses biasa dari
replikasi DNA
- tidak ada cara untuk mengetahui
manakah gen yang akan mengalami mutasi
dalam suatu sel
atau suatu generasi
- munculnya bebas apakah ia mampu atau tidak
beradaptasi terhadap
lingkungan hidup organisme bersangkutan.
Organisme yang mampu beradaptasi
sangat penting untuk proses terjadinya evolusi.
1)
Mutasi kromosom
(gross mutation atau mutasi
besar)
Mutasi kromosom adalah perubahan yang terjadi
pada struktur dan susunan kromosom, yang disebut juga dengan mutasi
aberasi. Mutasi ini dapat ditemui pada peristiwa
gagal berpisah pada saat peristiwa pindah silang (crossing over),
apabila kromosom hilang atau bertambah sehingga terjadi perubahan jumlah
kromosom.
Mutasi kromosom dapat dibedakan menjadi :
a) Perubahan set (aneuploidi)
Perubahan
set kromosom adalah perubahan pada jumlah N-nya. Keadaan heteroploidi banyak
ditemui pada hewan invertebrata dan tanaman perdu, pohon, jeruk, apel, bit
gula.
Menurut
kejadiannya aneuploidi dapat dibedakan menjadi :
- Autopoliploidi adalah genom (n)
mengganda sendiri. Hal ini dapat terjadi karena gangguan meiosis.
- Allopoliploidi adalah terjadi pada
hibrid antara species yang set kromosomnya berbeda.
Macam-macam
aneuploidi, yaitu :
- monoploid
(n)
- triploid (3n)
- tetrraploid (4n)
- poliploid (4n ke atas)
Aneuploid
pada manusia : dapat terjadi pada peristiwa :
- Digini adalah dua inti sel
telur yang tetap terlindung satu plasma dan selanjutnya dibuahi satu sperma,
yang sering terjadi kaerana kegagalan sel kutub (polosit) memeisah.
- Diandri adalah satu sel telur
yang dibuahi satu sperma, yang sering pada terlambatnya pembuahan.
Seseorang
yang mengalami aneuploidi umumnya berumur pendek, di samping itu pada sel-sel
soma yang mengalami kanker juga dapat terjadi peristiwa aneuploidi.
Perbahan
set kromosom dapat diusahakan dengan cara menghambat pemisahan, antara lain
melalui :
- induksi kolkisin, karena kolkisin
dapat menghalangi pembentukan
gelendong pembelahan dan merintangi
terjadinya anafase, sehingga
kromatid yang terbentuk
tidak berpisah ke kutub yang berseberangan
- pada ujung jagung, dapat dilakukan
dengan menggunakan suhu tinggi
- pada tomat, dapat dilakukan dengan
dekapitasi, yaitu dengan memotong tunas. Dati bekas potongan tunas akan tumbuh
tunas yang mengandung polulasi sel 4n, dan selnjutnya dsapat dibiakan secara
generatif.
b) Peruabahan penggandaan (aneusomi)
Umumnya sel soma memiliki 2n kromosom, namun tidak sedikit organisme
yang mempunyai susunan kromosom yang mempunyai susunan kromoaom yang
pengadaannya tidak benar sehingga jumlah kromosomnya menjdi lebih untuk kurang
dari normal.
Contoh :
·
nulisomik
2n – 2
·
monosomik
2n – 1
·
trisomik
2n + 1
·
tetrasomik
2n +
2
Aneusomik
dapat terjadi karene beberapa hal, yaitu :
-
anafase lag : tidak melekatnya kromatid pada
gelendong waktu
anafase
meiosis
- nondisjunction : gagal
berpisahnya kromosom homolog paa waktu
anafase dari meiosis I
Makhluk
aneusomik dapat hidup sehat sampai dewasa, asal kromosom yang kurang atau lebih
tidak begitu besar dan tidak dapat mengandung gen yang berperan vital, atau
fungsi gen tersebut dapat digantikan oleh gen yang lain pada kromosom lain.
Manusia
aneusomik dapat ditemukan pada :
- Sindrom turner adalah manusia yang
menalami pengurangan kromosom Y-nya sehingga mempunyai kariotipe 22AA + XO (2n
– 1). Orang ini berkelamin wanita tetapi ovariumnya tidak tumbuh. Hal ini
disebut “ovariculardysgensis”.
- Sindrom klinefelter adalah trisomik
pada genosom, dan mempunyai kariotipe 22AA + XXY (2n + 1).
Orang
yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri testis tidak tumbuh,
aspermania, mandul, dan payudara tumbuh walaupun jenis kelamin pria. kelaminini
dikenal dengan istilah testicular dysgensis.
- Sindrom patau adalah trisomik
autosom pada kromosom nomor 13, 14 dan 15, dan mempunyai kariotipe 45A + XX
atau 45A + XY (2n + 1). Orang yang mengalami kelainan ini mempunyai ciri-ciri
kepala kecil, mata kecil, telinga posisinya rendah dan biasanya tuli, jantung
mengalmi kelainan dan mempunyia kemampuan rendah. Kelainan yang berupa jumlah
set kromosom yang melebihi normal pada umumnya menyebabkan gigantisme
(pertumbuhan yang cepat).
- Sindrom down adalah trisomik autosom
pada kromosom nomor 21, dan mempunyai kariotipe 45A + XX atau 45A + XY (2n +
1), yang disebut juga mongolisme. Orang yang mengalami kelainan ini
mempunyai ciri-ciri mata sipit, kaki pendek, gerak lamban.
- Sindrom edwards adalah trisomik
autosom pada kromosom nomor 16, 17 dan 18. individu yang mengalami kelainan ini
mempunyai ciri-ciri tengkorak lonjong, dada pendek danlebar, dan telinga
rendah.
c) Kerusakan
kromosom (aberasi)
Kerusakan kromosom terjadi karena perubahan jumlah atau susunan
gen-gen di dalam kromosm yang disebabkan karena sebagian benangnya lepas, berpilin,
melekat kembali dengan letak terbalik dan lain sebagainya.
Kerusakan
kromosom ini dapat dibedakan atas 4 macam, yaitu :
- Inversi adalah perubahan urutan
letak gen dalam suatu kromosom. Inversi ini pun dapat dibedakan menjadi dua berdasarkan
letak sentromer pada saat terjadinya inversi, yaitu inversi perisentrik dan
inversi parasentrik.
Gambar. Inversi
- Delesi adalah kromosom homolog yang
hilang sebagian gennya.
Gambar. delesi
- Duplikasi adalah kromosom homolog
yang mendapatkan penambahan sebagian gen dari kromosom pasangannya.
Gambar.
duplikasi
- Translokasi adalah pertukaran gen
dari suatu kromosom ke kromosom lain yang bukan homolognya.
Gambar. Translokasi
- Katenasi adalah kromosom homolog
yang ujungnya saling berdekatan, sehingga membentuk lingkaran.
`Gambar. Katenasi
Kerusakan
kromosom yang lain dapat terjadi karena beberapa peristiwa seperti :
- fusion dan fision
- pindah silang
2) Berdasarkan faktor penyebab
mutasi
a) Mutasi alami (spontan)
Mutasi
alam adalah mutasi yang terjadi secara alami (tanpa dibuat dan disengaja
manusia). Penyebab dari mutasi alamiah antara lain:
- Sinar kosmos
- Batuan radioaktif
- Sinar ultraviolet matahari
- Sesuatu yang tidak jelas dalam metabolisme sehingga terjdi kekeliruan dalam sintesis bahan genetik. Dan
- Radiasi ionisasi internal dari bahan radioaktif yang mungkin terkandung dalam jaringan (lewat makanan atau minuman yang terkena pencemaran zat radioaktif
Sinar kosmos berasl dari angkasa luar,
meradiasi bumi dengan partikel (butiran) berenergi tinggi, yakni proton,
positron, (bagian jumlah perubahan spontan).
b) Mutasi buatan
Mutasi spontan merupakan
mutasi yang sengaja dibuat oleh manusia, yang biasa diarahkan kepada
tujuan-tujuan tertentu. Misalnya dibidang budidaya, perakitan bibit dan
lain-lain. Usaha- usaha manusia dalam perubahan genetik dalam bentuk bahan
makanan antara lain:
- Pemakaian bahan radioaktif untuk diagnosis, terapi, deteksi, sterelisasi dan pengawetan bahan makanan.
- Penggunaan senjata nuklir
- Roket, televisi, reaktor yang menggunakan bahan bakar radioaktif.
Mutasi buatan tidak selalu berakibat buruk.
Banyak sekali jasa bahan radioaktif terhadap kesejahteraan hidup manusia.
Terutama mengembangkan keturunan baru tanaman. Perubahan mutasi buatan yang
dilakukan pada gandum, buncis, tomat, ternyata dapat meningkatkan mutunya.
banyak tanaman panen (padi jagung gandum) yang dikembangkan sehingga tahan
terhadap suatu jenis hama.
Mutasi pada manusia sebenarnya tidak bisa
dicegah, sebab kita tahu bahwa alam juga menyebabkan mutasi, misalnya
disebabkan oleh sinar kosmis, sinar radioaktif dan perbuatan manusia sendiri.
Pada umumnya mutasi pada manusia adalah merugikan, maka sebaliknya
dicegah. Mencegah supaya tidak banyak terjadi mutasi, di antaranya harus
waspada terhadap bahaya radiasi seprti di atas. Perintis mutasi buatan
dengan sinar X adalah Herman J. Muller, dengan adanya prinsip yang mula-mula
diketahui yaitu mutasi berarti perubahan gen dalam kromosom. Jadi kalau
bisa mengadakan perubahan gen tanpa mematikan individunya , maka akan bisa
membuat penyebab mutasi dan ia berfikir kalau dapat mengubah gen dengan
sinar X, maka akan di dapat mutan baru. Dengan melakukan percobaan memakai
lalat buah, ternyata memperoleh petunjuk bahwa gagasan itu benar.
Sehingga ia yakin bahwa mutasi dapat di adakan
secara sengaja.
Contoh dengan penyinaran radioaktif :
- tanaman cabai dalam keadaan berbunga
diberi penyinaran radioaktif pada putiknya, hasilnya menyebabkan buah cabai
besar ( 3x asal ). Bila biji ditanam ulang hasilnya sebesar asal buah.
- Pada padi dihasilkan atomita I dan
II
- Pada jagung diperoleh jenis jagung
hibrida
- Pada kedelai diperoleh kedelai muria
Contoh dengan bahan kimia :
-
kolkisin dilakukan pada tomat, semangka menghasilkan buah tanpa biji
-
acenaphena dan asetat indol 3 dilakuka pada apel, gandum dan tanaman hias
-
dengan asam nitrat, digitonin, gas metan
4). Berdasarkan jumlah faktor keturunan
a)
Mutasi bertahap (mutasi mikro)
Mutasi mikro adalah mutasi yang
terjadi atas satu atau sekelompok kecil faktor keturunan.
b) Mutasi lompatan (mutasi
makro)
Mutasi makro merupakan mutasi yang terjadi
atas sejumlah besar atau mungkin seluruh faktor keturunan.
Dalam ruang lingkup mekanisme evolusi,
terdapat dua macam pendapat tentang dampak perubahan yang efektif supaya
evolusi mahkluk hidup dapat berlangsung, pendapat pertama, mengatakan bahwa
penyebab variasi ( penyebab perubahan) yang lebih efektif adalah perubahan
bertahap. Dalam kurun waktu yang cukup lama sedikit demi sedikit akan terjadi
akumulasi demikian banyak variasi yang mengarah pada timbulnya kelompok-
kelompok baru( yang ditinjau dari sudut tinjauan tingkat takson tertentu
mungkin sudah berbeda dengan sebelumnya). Dalam hubungan dengan ini dikataka
bahwa mutasi lompatan, skala perubahan adalah demikian besar sehingga turunan
yang mewarisi banyak ciri yang sekaligus berubah, relatif tidak beradaptasi.
Pendapat kedua mengatakan bahwa penyebab variasi yang efektif adalah
mutasi lompatan : dikatan bahwa yang terjadi karena mutasi bertahap tidak dapat
mengarah kepada terbentuknya spesies baru (spesiasi). Namun demikian, dari
pendapat tersebut yang paling banyak dianut adalah pendapat yang pertama.
5). Berdasarkan manfaat bagi individu atau populasi yang mengalami
a). Mutasi yang merugikan
Mutasi yang merugikan adalah mutasi yang berakibat timbulnya ciri
dan kemampuan yang kurang atau tidak adaptip pada individu (populasi)
b). Mutasi yang menguntungkan
Mutasi yang menguntungkan adalah mutasi yang berakibat timbulnya
ciri dan kemampuan yang semakin adaptip pada individu (populasi), diantara
kedua mutasi itu, yang paling banyak terjadi adalah mutasi yang merugikan: akan
tetapi dalam ruang lingkup mekanisme evolusi, dampak perubahan karena mutasi
efektif adalah mutasi yang menguntungkan.
C. Penyebab Mutasi (mutagen)
Faktor- faktor yang menjadi penyebab terjadinya
mutasi adalah demikian banyak aspek variabel faktor lingkungan. Faktor- faktor
tersebut dikenal sebagai mutagen. Pada umumnya faktor- faktor lingkungan
penyebab mutasi (mutasi) dibagi menjadi:
a. Faktor Fisika (Radiasi)
Agen mutagenik dari
faktor fisika brupa radiasi. Radiasi yang bersifat mutagenik antara lain
berasal dari sinar kosmis, sinar ultraviolet, sinar gamma, sinar –X, partikel
beta, pancaran netron ion- ion berat, dan sina- sinar lain yang mempunyai daya
ionisasi.
Radiasi dipancarkan oleh
bahan yang bersifat radioaktif. Suatu zat radioaktif dapat berubah secara
spontan menjadi zat lain yang mengeluarkan radiasi. Ada radiasi yang
menimbulkan ionisasi ada yang tidak. Radiasi yang menimbulkan ionisasi dapat
menembus bahan, termasuk jaringan hidup, lewat sel-sel dan membuat ionisasi
molekul zat dalam sel, sehingga zat- zat itu tidak berfungsi normal atau bahkan
menjadi rusak. Sinar tampak gelombang radio dan panas dari matahari atau api,
juga mem,bentuk radiasi, tetapi tidak merusak.
Mutasi
Fisika adalah
mutasi yang disebabkan oleh bahan fisika, antara lain :
- sinar kosmis, sinar ultraviolet,
unsur radioaktif seperti thorium, uranium, radium dan isotop K.
- alat nuklir dapat mlepaskan energi
yang besar yang dapat menimbulkan radiasi pengionisasi.
- Radiasi sinar X, , ,
- Neutron
- Suhu tinggi
b.
Faktor Kimia
Banyak zat kimia bersifat mutagenik. Zat- zat tersebut
antara lain adalah sebagai berikut:
v Pestisida
·
DDT, insektisida dipertanian dan rumah tangga.
·
DDVP, insektisida, fumigam, helminteik ternak
·
Aziridine, dipakai pada industri tekstil, kayu dan kertas untuk membasmi lalat
rumah, mutagen pada tawon, mencit, neurospora, E, coli dan bakteriofage T4.
·
TEM, dipakai dalam teskstil dan medis (agen antineoplastik). Membasmi
lalat rumah.mutagen pada mencit dan serangga, jamur, aberasi pada memcit,
allium e coli dan lekosit.
v
Industri
·
Formadehid. Zat ini digunakan dalam pabrik resin, tekstil, kertas dan pupuk,
disenfektan benih, dan fungisida, anti pai , anti kusut pada tekstil . banyak
dijumpai pada asap tembakau, asap mobil, mesin serta buangan pabrik tekstil. Mutagen
pada drosophila, neuspora dan E, coli.
·
Glycidol. Zat yang digunakan untuk membuat zat kimia yang lain seperti,
eter, ester, amin untuk farmasi, dan tekstil bersifat antibakteri dan antijamur
pada makanan, mutagen pada drosophila, neuspora, aberasi dan jaringan
mencit.
·
DEB (butadiene
deipoxide), mencegah mikroba, untuk tekstil
dan farmasi, mutagen pada drosophila, neuspora dan E, coli .
salmonella, penicillium, lalat rumah ragi, jagung, tomat dan mamalia.
Aberasi pada allium, drosophila dan mamalia.
v
Makanan dan minuman
·
Caffein. Banyak didapatkan pada minuman, kopi, teh, cokelat, dan limun yang
mengandung cola. Pada bidang medis untuk antihistamin dan obat pusing,
pengembang pembuluh darah, koroner. Mutagen lemah pada drosophila, mutagen
letal adan aberasi pada bakteri, bakteriofage, dan kultur sel orang,
·
Siklamat dan
sikloheksilamin. Banyak dipakai untuk penyedap
makanan dan minuman, aberasi secara invitro pada orang dan tikus.
·
Natriun nitrit dan asam
nitrit zat ini digunakan mengawetkan daging,
ikan dan keju, mutagen pada bakteri dan jamurdan virus: menghalangi replikasi
ADN.
v Obat
·
Siklofosfamid. Pelawan berbagai jenis tumor. Toragen pada tikus, mutagen pada
drosophila, mencit. Aberasi pada kultur jaringan orang.
·
Metil di-kloro etil
amin. Banyak digunakan diklinik. Mutagen pada
mencit, drosophila, aberasi pada Allium.
·
Antibiotik . sebagian berasal dari streptomyces, seperti mitomysin C,
azaserine, streptonigrin, phleomycin. Anti neoplasma. Penghalang replikasi DNA.
Mutagen pada drosophila. Aberasi pada kultur lekosit orang.
·
Aminopterin 4- aminoflic dan methoteraxate. Kedua zat antagonis terhadap asam
folat. Banyak dipakai pengobatan kanker, seperti leukimia, dan
choriocarcinoma, aberasi pada kultur lekosit
c.
Mutasi Biologi
Adalah mutasi
yang disebabkan oleh bahan biologi atau makhluk hidup
terutama mikroorganisme, yaitu : virus, bacteri dan penyisipan DNA. Virus dan
bakteri diduga dapat menyebebkan terjadinya mutasi. Tidak kurang dari 20 macam virus dapat
menimbulkan kerusakan kromosom. Bagian dari virus yang mampu mengadakan mutasi
adalah asam nukleatnya yaitu DNA.
D. Dampak
Mutasi
Akibat yang ditimbulkan oleh terjadinya mutasi bermacam-macam.
Jika mutasi terjadi pada sel soma (sel vegetatif) dapat menimbulkan
terjadinya kanker. Sedang jika terjadi pada sel generatif dapat
menimbulkan mutasi. Bila mutasi terjadi pada sel soma dari
janin maka dapat menyebabbkan teratogen (cacat sejak lahir), dan beberapa mutasi
dapat menyebabkan letal (kematian). Mutasi yang menyebabkan
kematian adalah merupakan usaha untuk menjaga keseimbangan genetika dalam suatu
populasi. Bila mutasi berjalan terus
menerus dari generasi ke generasi maka pada suatu saat akan muncul
turunan baru yang sifatnya berbeda dengan moyangnya, sehingga terjadilah
peristiwa evolusi.
Pengaruh negatif mutasi buatan :
- poliploid
umumnya gagal mengahasilkan keturunan secara generatif
-
menguntungkan bila diperbanyak secara vegetatif
D. Manfaat
Pengetahuan
Mutasi
Para
ilmuwan biologi mengetahui bahwa sinar X dapat menimbulkan ionisasi pada
sel-sel pembentuk jaringan tubuh. Ionisasi terjadi bila elektron terlepas dari
suatu atom dan menggabung ke atom lainnya. Molekul DNA yang banyak
mengandung atom-atom yang terionisasi dapat menjadikan gen labil dan akhirnya
berubah. Gen yang berubah susunan kimianya, fungsinya berubah pula. Bila gen
ini sel-sel gamet, manifestasi perubahan ini dapat diamati pada generasi
berikutnya. Dengan dasar pengetahuan ini, para ilmuwan menggunakan sinar X atau sinar-sinar
lain yang berenergi tinggi sebagai mutagen buatan. Dari eksperimen yang
telah banyak dilakukan, diperoleh data bahwa mutasi pada sel-sel
generatif kebanyakan bersifat letal, yaitu membawa kernatian pada keturunannya
sebelum atau beberapa waktu setelah kelahiran. Karena itu, pembuatan mutan
dengan cara ini, misalnya biji-biji yang akan diunggulkan perlu dilakukan pada
jumlah yang amat besar dan intensitas radiasi yang optimal. Masalahnya adalah
bagaimana cara pengaturan intensitas ini. Hal ini memerlukan riset berulang
kali dan berjangka panjang untuk menemukan mutan yang dikehendaki.
Sinar
X dapat juga membuat mutasi kromosom menjadi dua bagian atau lebih. Bagian-bagian ini dapat
hancur dan lenyap atau menggabung pada kromosom lain, terjadilah aberasi
kromosom. Dengan ini dapatlah terjadi mutasi kromosom. Jika hal itu
terjadi pada sel generatif dan individunya tidak mati, maka individu tersebut
dapat mewariskan sifat-sifat barunya ke keturunannya. Radiasi sebagai akibat
peledakan-peledakan bom A dan bom H baik dalam peperangan atau percobaan,
radiasi bocoran reaktor atom, kendaraan bertenaga nuklir dan sampah radioaktif,
juga merupakan penyebab mutasi yang kebanyakan orang tidak
menyadari karena efeknya tidak segera tampak atau terasa. Lagi pula, pada
umumnya gen-gen mutan barulah bersifat letal bila dalam keadaan homozigot
resesif, yang heterozigot tetap hidup dan bertindak sebagai pembawa sifat dan
penurun warisan yang telah berubah/bermutasi.
Aplikasi
mutasi buatan
dalam memperoleh bibit tanaman yang diharapkan. Mutan yang sudah dapat dibuat
menjadi tanaman yang poliploid artinya berkromosom banyak. Cara mendapatkan
poliploid dengan menggunakan kolkisin. Pengaruh positif mutasi buatan
diantaranya tanaman poliploid biasanya mempunyai ukuran yang lebih besar.
Tindakan pembibitan dari mutasi buatan harus diulang-ulang supaya
di dapatkan sampai menjadi galur murni, yaitu jenisnya sudah mantap. Apabila
tidak diulang-ulang kemungkinan jenis itu mengadakan perkawinan dengan
jenis asal sebelum mutasi, maka akan ada kecenerungan untuk menurunkan
keturunan seperti semula. Seperti telah kita ketahui bahwa mutasi juga
ada yang menguntungkan bila dipandang darti hidupnya suatu organisasi atau
individu. Hal ini sebenarnya merupakan bahan baku bagi terselenggaranya evolusi
dari sgala organisme. Sebagai contoh adanya mutan (individu yang
bermutasi) keturunan ini mengadakan mutasi-mutasi lagi dan
keturunan ini mampu mempertahankan hidup sampai beberapa generasi
kemudian. Maka mungkin dapat bergenotif maupun fenotifnya jauh berbeda dengan
nenek moyangnya, sehingga akan terjadi individu baru yang mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya (evolusi dari sini perlu diingat bahwa mutasi itu
tidak selalu menjadi species baru).
E.
Frekuensi Mutasi
Kecepatan mutasi adalah kemungkinan gen
mengalami mutasi pada setiap pembelahan sel. Kecepatan mutasi dinyatakan
sebagai kelipatan 10, dan karena mutasi sangat jarang terjadi maka eksponen
selalu dalam bentuk negative. Misalnya, bila terdapat satu kemungkinan mutasi
dalam 104 sel yang membelah diri, maka laju (rate) mutasi
adalah sebesar 1/10.000 yang diekspresikan sebagai 10-4 per
pembelahan sel. Mutasi spontan sangat jarang terjadi, umunya muncul sekali
dalam 109 pasangan basa yang bereplikasi (laju mutasi 10-9).
Karena rata-rata mutasi spontan terjadi satu kali setiap 106 gen
yang direplikasi. Suatu bahan mutagenic umumnya mempercepat terjadinya mutasi
spontan. Dengan adanya senyawa mutagenic, kecepatan normal mutasi spontan (10-6
mutasi per gen yang bereplikasi) dapat dipercepat menjadi berkisar antara 10-5
hingga 10-3 mutasi per gen yang bereplikasi.
F. Contoh
Penyakit yang Disebabkan Mutasi Genetik
1.
Kanker
Sel kanker adalah sel
normal yang mengalami mutasi/perubahan genetik dan tumbuh tanpa terkoordinasi
dengan sel-sel tubuh lain. Proses pembentukan kanker (karsinogenesis) merupakan
kejadian somatik dan sejak lama diduga disebabkan karena akumulasi perubahan
genetic dan epigenetik yang menyebabkan perubahan pengaturan normal kontrol
molekuler perkembangbiakan sel. Perubahan genetik tersebut dapat berupa
aktivasi proto-onkogen dan atau inaktivasi gen penekan tumor yang dapat memicu
tumorigenesis dan memperbesar progresinya. Banyak sekali percobaan (bahkan
sampai jutaan) telah dilakukan untuk mempelajari karakteristika suatu kanker
dengan menggunakan hewan percobaan seperti tikus, mencit, anjing, domba, bahkan
organisme bersel tunggal, dll.
Sel kanker yang tak mampu
berinteraksi secara sinkron dengan lingkungan dan membelah tanpa kendali
bersaing dengan sel normal dalam memperoleh bahan makanan dari tubuh dan
oksigen. Tumor dapat menggantikan jaringan sehat dan terkadang menyebar ke
bagian lain dari tubuh yakni suatu proses pemendekan umur yang lazim disebut
metastasis. Potensi metastasis ini diperbesar oleh perubahan genetik yang lain.
Jika tidak diobati, kebanyakan kanker mengarah ke pesakitan dan bahkan
kematian. Kanker muncul melalui perubahan genetik rangkap/ganda dalam sel induk
dari organ tubuh. Sebagian perubahan yang tidak dapat dihapuskan akan terus
menumpuk bersamaan dengan bertambahnya umur dan tidak dapat dihindari, akan
tetapi predisposisi genetik, faktor lingkungan dan yang paling banyak yakni
gaya hidup adalah factor-faktor yang penting. Beberapa orang lahir dengan
mutasi tertentu dalam DNA-nya yang dapat mengarah ke kanker. Sebagai contoh,
seorang wanita lahir dengan mutasi pada gen yang disebut BRCA1 akan
membentuk kanker payudara atau rahim jauh lebih banyak daripada wanita yang
tidak mempunyai mutasi demikian. Karsinogen eksogen (dari luar) dan proses
biologik endogen dapat menyebabkan mutasi delesi, insersi atau substitusi basa
baik transisi maupun transversi. Mekanisme endogen kerusakan DNA yang telah
diketahui dengan baik adalah fenomena deaminasi 5-metilsitosin. Metilasi DNA
adalah merupakan mekanisme epigenetik yang melibatkan pengaturan ekspresi suatu
gen. Residu sitosin dan 5-metilsitosin masing-masing dapat secara spontan
dideaminasi menjadi urasil dan timin yang jika tidak diperbaiki akan
menyebabkan mutasi transisi G:C→A:T. Mutasi ini paling banyak terjadi pada
dinukleotida CpG (sitosin diikuti oleh guanin) yang seringkali mengalami
metilasi. Studi spektrum mutasi menyatakan adanya corak khas perubahan DNA yang
diinduksi oleh mutagen endogen dan eksogen tertentu dalam gen yang berhubungan
dengan kanker.
Selama masa hidupnya, sel
normal senantiasa terkena pajanan berbagai tekanan (stress) endogen dan
eksogen yang dapat merubah karakter normalnya yang melibatkan perubahan
genetik. Perubahan genetik yang dapat menyebabkan mutasi sangat membahayakan
sel karena akan dapat diwariskan ke sel keturunannya dan mengarah ke
pembentukan neoplasia Mutasi p53 adalah perubahan genetik yang paling
umum ditemukan pada kanker manusia dan fungsi p53 hilang secara tidak
langsung baik oleh eksklusi inti, interaksi dengan protein virus seperti pada
kanker serviks, ataupun melalui interaksinya dengan overekspresi protein mdm2.
Gen p53 berperan dalam pengaturan siklus sel dengan mengontrol sejumlah
gen termasuk gen untuk apoptosis jika kerusakannya berat
2. Avian Influenza A ( H5 N1 )
Mutasi genetik virus avian influenza
seringkali terjadi sesuai dengan kondisi dan lingkungan replikasinya. Mutasi
gen ini tidak saja untuk mempertahankan diri akan tetapi juga dapat
meningkatkan sifat patogenisitasnya. Penelitian terhadap virus H5N1 yang
diisolasi dari pasien yang terinfeksi pada tahun 1997, menunjukkan bahwa mutasi
genetik pada posisi 627 dari gen PB2 yang mengkode ekspresi polymesase basic
protein (Glu627Lys) telah menghasilkan highly cleavable hemagglutinin
glycoprotein yang merupakan faktor virulensi yang dapat meningkatkan
aktivitas replikasi virus H5N1 dalam sel hospesnya (Hatta M, et. al. 2001).
Disamping itu adanya substitusi pada nonstructural protein (Asp92Glu),
menyebabkan H5N1 resisten terhadap interferon dan tumor necrosis factor α
(TNF-α) secara invitro (Seo SH, et.al. 2002). Infeksi virus H5N1
dimulai ketika virus memasuki sel hospes setelah terjadi
penempelan spikes virion dengan reseptor spesifik yang ada di
permukaan sel hospesnya. Virion akan menyusup ke sitoplasma sel dan akan
mengintegrasikan materi genetiknya di dalam inti sel hospesnya, dan dengan
menggunakan mesin genetik dari sel hospesnya, virus dapat bereplikasi membentuk
virion-virion baru, dan virion-virion ini dapat menginfeksi kembali sel-sel
disekitarnya.
Dari beberapa hasil pemeriksaan terhadap
spesimen klinik yang diambil dari penderita ternyata avian influenza H5N1 dapat
bereplikasi di dalam sel nasofaring (Peiris JS,et.al. 2004), dan di dalam sel
gastrointestinal (de Jong MD, 2005, Uiprasertkul M,et.al.2005). Virus H5N1 juga
dapat dideteksi di dalam darah, cairan serebrospinal, dan tinja pasien
(WHO,2005). Fase penempelan (attachment) adalah fase yang paling
menentukan apakah virus bisa masuk atau tidak ke dalam sel hospesnya untuk
melanjutkan replikasinya. Virus influenza A melalui spikes hemaglutinin
(HA) akan berikatan dengan reseptor yang mengandung sialic acid (SA)
yang ada pada permukaan sel hospesnya. Ada perbedaan penting antara molekul
reseptor yang ada pada manusia dengan reseptor yang ada pada unggas atau
binatang. Pada virus flu burung, mereka dapat mengenali dan terikat pada
reseptor yang hanya terdapat pada jenis unggas yang terdiri dari oligosakharida
yang mengandung N-acethylneuraminic acid α-2,3-galactose (SA α-2,3-Gal), dimana
molekul ini berbeda dengan reseptor yang ada pada manusia. Reseptor yang ada
pada permukaan sel manusia adalah SA α-2,6-galactose (SA α-2,6-Gal), sehingga
secara teoritis virus flu burung tidak bisa menginfeksi manusia karena
perbedaan reseptor spesifiknya. Namun demikian, dengan perubahan hanya 1 asam
amino saja konfigurasi reseptor tersebut dapat dirubah sehingga reseptor pada
manusia dikenali oleh HPAI-H5N1. Potensi virus H5N1 untuk melakukan mutasi
inilah yang dikhawatirkan sehingga virus dapat membuat varian-varian baru dari
HPAI-H5N1 yang dapat menular antar manusia ke manusia (Russel CJ and Webster
RG.2005, Stevens J. et. al. 2006).
Beberapa contoh penyakit lain yang disebabkan karena mutasi yang
terjadi pada manusia :
1. Sindrom Turner ditemukan oleh H.H
Turner tahun 1938
Ciri-cirinya:
a. kariotipe : 45 X O (44 autosom + 1
kromosom X) diderita oleh wanita
b. tinggi badan cenderung pendek
c. alat kelamin terlambat
perkembangannya (infantil)
d. sisi leher tambah tumbuhan daging
e. bentuk kaki X
f. kedua puting susu berjarak melebar
g. keterbelakanga mental
2. Sindrom Klinefelter; ditemukan oleh
Klinefelter tahun 1942
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XXY (kelebihan kromosom
seks X) diderita oleh pria
b. Bulu badan tidak tumbuh
c. Testis mengecil, mandul (steril)
d. Buah dada membesar
e. Tinggi badan berlebih
f. Jika jumlah kromosom X lebih dari dua,
mengalami keterbalakangan mental
3. Sindrom Jacob, ditemukan oleh P.A.Jacobs
tahun 1965
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XYY (kelebihan sebuah
kromosom seks Y), diderita oleh pria
b. Perawakan tinggi
c. Bersifat antisocial, agresif
d. Suka melawan hokum
4. Sindrom Down, ditemukan oleh LongdonDown
tahun 1866
Ciri-cirinya:
a. Kariotipe 47, XX atau 47, XY
b. Mongolism, bertelapak tebal seperti
telapak kera
c. Mata sipit miring ke samping
d. Bibir tebal, lidah menjulur, liur selalu
menetes
e. Gigi kecil-kecil dan jarang
f. I. Q. rendah (kurang lebih 40)
gan, mau tanya ni, knpa kebnyakan mutasi itu bersifat resesif ?
BalasHapus