Prinsip Dasar : Hubungan antara dua organisme yang berbeda ada berbagai bentuk diantaranya apabila salah satu dari organisme sangat tergantung dengan kelangsungan hidup organisme yang lain maka disebut sebagai parasitic. Bentuk hubungan parasitic diantaranya adalah simbiosis, mutualistik bila kedua belah pihak saling diuntungkan. Komensalis bila salah satu diuntungkan sedang yang lain tidak dirugikan. Bila salah satu hanya bisa hidup dalam organisme lain dan berdampak merugikan bagi organisme yang ditempati maka disebut sebagai obligat parasitic. Hal ini berlaku juga pada hubungan vertebrata dengan mikroorganisme khususnya bakteri. Bakteri seperti Escherichia coli non patogen dan lactobacillus tertentu merupakan penghuni saluran usus halus yang hidup dari inang dan menguntungkan inang karena membantu sintesa beberapa vitamin seperti vit K, vit B2 yang dibutuhkan oleh inang. Beberapa bakteri dari golongan kokus seperti Staphylococcus epidermidis merupakan flora normal pada kulit manusia yang mendapatkan makanan dari inang (kulit manusia) tetapi tidak merugikan bagi manusia. Banyak bakteri yang merupakan parasit obligat pada saluran usus manusia dan hewan mamalia seperti Salmonella typhimurium, Escherichia coli strain patogen (ETEC, EPEC EIEC) merupakan penyebab typhus dan diare. Bakteri- bakteri tersebut menetap di lokasi tersebut untuk mendapatkan sumber makanan, sehingga mampu tumbuh dan perkembang biak. Bakteri mempunyai kemampuan untuk berkembang biak dan menyebar dari inang ke inang yang lain dengan dua cara yaitu :1. Secara horisontal pada satu spesies dengan cara kontak langsung antara individu sehat dengan individu sakit, makanan yang tercemar, debu, sekreta penderita, melalui gigitan nyamuk 2. Secara vertikal pada satu spesies : dari induk ke anak yang dikandung, melalui telur, air susu. Contoh Salmonellosis pada ayam akan ditularkan melalui telurnya. Interaksi antara mikroorganisme dengan inang sangat dipengaruhi oleh kemampuan mikroorganisme masuk kedalam tubuh inang dan menyebabkan kerusakan pada jaringan inang. Mikroorganisme khususnya bakteri mempunyai beberapa mekanisme untuk dapat melakukannya yaitu dengan : 1. kemampuan menginfeksi inang 2. kemampuan melakukan invasi (penyebaran ke dalam jaringan inang) 3. Kemampuan patogenitas ( kemampuan merusak jaringan inang 4. Toksinegenitas (kemampuan memproduksi toksin) Infeksi Mrpk kemampuan mikroorganisme masuk dan berkembang biak dalam tubuh inang. Bakteri mempunyai cara untuk dapat masuk tubuh inang dan bertahan dalam tubuh inang setelah dapat melewati :1. Menembus barrier tubuh inang bagian luar dan mampu masuk ke dalam sel inang,2. Mampu bertahan dan berkembang biak di dalam sel inang Toksin Bakteri patogen mempunyai kemampuan memproduksi toksin yg berfungsi sebagai alat utk merusak sel inang dan mendapatkan nutrisi yang diperlukan dari sel inangnya. Secara umum dapat dibedakan 2 macam berdasarkan proses pembentukan toksin oleh bakteri yaitu endotoksin dan eksotoksinPerbedaan eksotoksin dan endotoksin
Eksotoksin
|
Endotoksin
|
1. Diproduksi
oleh sel bakteri hidup, konsentrasinya tinggi dlm media cair
|
Diproduksi
oleh sel bakteri yang telah mati
|
2. Tersusun
atas molekul polipeptida,
|
Tersusun atas
lipopolisakarida kompleks, dimana gugus lemak mrpk penentu tingkat
toksisitasnya
|
3. Relatif tidak
stabil pada pemanasan; rusak pd >600C, toksin akan kehilangan
daya toksisitasnya
|
Masih stabil
pd 600C selama 2 jam tanpa mengubah daya toksisitasnya
|
4. Bersifat
antigenik; mampu menstimulasi membentukan antibodi. Mampu merangsang
pembentukan antitoksin
|
Tidak
bersifat antigenik, tidak mampu menstimulasi pembentukan antitoksin. Hanya
mampu membentuk antibodi terhadap gugus polisakaridanya
|
5. Bisa
dibuat toksoid dgn. Penambahan formalin, asam, pemanasan dll.
|
Tidak dapat
dibuat toksoid
|
6. Mempunyai
sifat toksisitas tinggi, fatal pd hewan coba pd dosis yg sangat kecilDosis
rendah sdh mampu menimbulkan gejala
|
Lebih ringan,
pd dosis tinggi fatalDiperlukan dosis tinggi untuk dapat menimbulkan gejala
|
7. Tidak
menimbulkan demam pd inang
|
Menimbulkan
demam pd inang
|
Beberapa eksotoksin
bakteri yang mampu menyebabkan kerusakan sel inang : a. Diphteria :
Disebabkan oleh bakteri Corynebacterium diphteriae yg mampu tumbuh pd
alat pernapasan bagian atas atau luka. C. diphteriae strain lisogenik
akan memproduksi toksin pd tempat tersebut kemudian toksin akan terserap
sintesa protein inang dan mengakibatkan nekrosis pd sel epitelium, otot
jantung, ginjal dan jaringan syaraf. b. Tetanus : Clostridium tetani dapat
mengkontaminasi luka, dimana spora akan berkembang menjadi bentuk vegetatif dan
memproduksi toksin yang mempunyai kemampuan merusak sistem syaraf pusat
inangnya. Toksin tetanus mampu menyebabkan spasmus otot dari inang yang
terinfeksi c. Botulism : Clostridium botulinum merupakan bakteri anaerob
yang akan berkembang biak dalam makanan dalam kaleng kedap udara yg proses
sterilisasinya tidak sempurna. Bakteri ini memproduksi neurotoksin yang
mempunyai 6 tipe antigenik. Toksin akan terserap dalam usus dan masuk aliran
darah menuju syaraf motoris yang mengakibatkan gejala muntah, tidak bisa
menelan, paralisis organ pernafasan dan paralisis organ motoris lainnya. d. Gas
gangrene : Disebabkan oleh Clostridium perfringens, dan clostridium lainnya.
Gas gangrene merupakan gejala yang ditandai adanya infeksi, kerusakan jaringan
yang disertai adanya timbunan gas akibat eksotoksin dari Clostridium e.
Keracunan makanan akibat kontaminasi Staphylococcus yang menghasilkan
enterotoksin pada daging, susu sapi dan produk bakery. Enterotoksin tsb sangat
stabil pada pemanasan 1000C selama 2 menit. Gejala yang timbul :
muntah-muntah setelah makan makanan yg terkontaminasi. f. Cholera : Vibrio
cholera pada feses yang mengkontaminasi bahan makanan melalui makanan
ataupun minuman akan berkembang biak dan menghasilkan enterotoksin yang mengakibatkan
diare hebat Toxin Shock Syndrome : (STTS-1) dihasilkan oleh Staphylococcus yang
berasal dari luka yang menimbulkan gejala demam tinggi, muntah, diare, bintik-2
kemerahan pada kulit Ensim-2 ekstraseluler Beberapa bakteri mempunyai
kemampuan memproduksi substansi yang secara tidak langsung menyebabkan
toksisitas tetapi berperan pada proses infeksi. Substansi tersebut adalah ensim
yang tujuan akhirnya adalah untuk mendapatkan nutrisi dari sel inangnya.
Ensim-ensim tersebut diantaranya :1. Collagenase : Diproduksi oleh bakteri
Clostridium perfringens merupak ensim proteolitik yang mampu merusak jaringan
kolagen.2. Coagulase : Diproduksi oleh beberapa spesies Staphylococcus yang
akan berikatan dengan faktor dari serum; plasma coagulat, Ensim ini bekerja
membentuk lapisan fibrin di sekeliling lesi yang diakibatkan oleh infeksi
Staphylococus3. Hyaluronidase : merupakan ensim yang mampu menghidrolisis asam
hyaluronid yang berperan pd perlekatan jaringan penunjang dari inang. Akibat
dari hyalurondase, sel penunjang menjadi terpisah-pisah sehingga bakteri mampu
menyebar pada organ inangnya. Ensim ini diproduksi oleh bakteri :
Staphylococcus, clostridia, streptococcus, pneumococci4. Streptokinase
(fibrinolisin) : Ensim yang mampu mencairkan fibrin dari faktor pembekuan
inang, sehingga bakteri dapat leluasa menyebar dalam tubuh inang.5. Hemolisin
dan leukosidin : Ensim hemolisin adalah ensim yang diproduksi oleh bakteri
streptococcus yang mampu menghemolisis darah (eritrosit) dari inang. Leukosidin
: ensim yang mampu melisiskan sel leukosin inang.6. Protease : Ensim yang
diproduksi bakteri yang mampu menghidrolisis imunoglobulin inang. PERTAHANAN
TUBUH NON SPESIFIK DARI INANG Pertahanan tubuh non spesifik dari inang
terdiri dari : Barier fisik pada jalan masuk bakteri :-Kulit -Membran mukosa
-Fagositosis Fungsi utama dari sel fagosit yang dimiliki inang meliputi :
migrasi, kemotaksis, ingesti, microbial killing.Bakteri yang mampu masuk ke
dalam sistem limfatik, paru, sumsum tulang, sistem peredaran darah akan berhadapan
dengan sel-sel fagosit , diantaranya adalah sel lekosit polimorfonuklear,
monosit fagositik (magrofag) dan magrofag-2 yang ada pd setiap jaringan (sistem
retikuloendotelial).Proses fagositosis akan lebih efisien oleh adanya opsonin
yang membungkus permukaan bakteri yang akan mempermudah proses penelanan oleh
sek fagosit. Proses opsonisasi dapat terjadi dgn mekanisme :1. Antibodi secara
mandiri dapat berfungsi dan bereaksi sebagai opsonin2.Antibodi-antigen
mengaktifkan komplemen melalui jalur klasik (classical pathway).3. Opsonin dpt
mengaktifkan jalur alternatif pathway Pertahanan tubuh spesifik Pertahanan
tubuh spesifik terdiri dari pertahanan tubuh alami dan pertahanan tubuh secara
dapatan Pertahanan
tubuh alami (Natural immunity) Merupakan system pertahanan tubuh yang secara alamiah
sudah dimiliki oleh individu atau spesies tersebut. Misalnya parvovirus pada
anjing tidak bisa menyerang manusia dan lain sebagainya. Pertahanan tubuh alami
dipengaruhi oleh : 1. Spesies.2. Ras3. Resistensi individu4. Umur5 Hormonal dan
pengaruh metabolisme Pertahanan tubuh dapatan
- Pertahanan tubuh dapatan secara pasif.
Pertahanan
tubuh dapatan pasif merupakan pertahanan tubuh yang tidak secara
aktif terbentuk
akibat respon imán inang tetapi akibat adanya tindakan dari luar
seperti :
- Antibodi yang diberikan oleh induk ke fetus atau bayi selama proses menyusui
- Penyuntikan antiserum (serum yang mengandung antibodi spesifik)
Pertahanan
tubuh aktif Merupakan
pertahanan tubuh yang terbentuk akibat adanya rangsangan dari luar,, misalnya
akibat vaksinasi, terinfeksi suatu penyakit. Antigen yang masuk ke dalam tubuh
inang yang sehat akan mengakibatkan tubuh memnerikan respon dengan membentuk
antibodi spesifik terhadap antigen tersebut Humoral immunity Humoral
immunity atau pertahanan tubuh humoral merupakan pertahanan tubuh yang
terbentuk akibat respon imun yang memicu terbentuknya antibodiCellullar
Immunity : Merupakan imunitas yang diaktifkan oleh sel limfosit B dan T
Tidak ada komentar:
Posting Komentar